9/24/2015

Cansu & Hazal Episode 18 PART 1

Cerita di episode sebelumnya.... Cihan mendatangi orang yang menulis berita mengenai Ozan yang memakai narkoba dan ditangkap. Cihan memukul orang itu dan mengancamnya. Dia bukanlah wartawan dan dia tidak berhak membuat berita fitnah tentang orang lain.

Dirumah Dilara, Hazal sudah bersiap-siap. Dilara sudah menunggu  Hazal, Hazal mengatakan apa dia boleh membeli ponsel baru. Dilara mengizinkan dan dia juga akan membelikan tablet untuk Hazal. Mereka pun pergi untuk berbelanja.

Cansu sangat sedih dan kecewa. Cansu melampiaskan kesedihannya itu dengan berkuda. Cansu berkuda sendirian dan tanpa tersenyum sedikit pun.

Diperjalanan, Hazal bertanya apa Gulseren menghubungi Hazal. Dilara membenarkan lalu Hazal bertanya apa yang ibunya bilang. Dilara menjawab bahwa dia mengatakan pada Gulseren Hazal adalah anak Dilara sekarang. Dilara mengatakan semua hal buruk tentang Gulseren, Hazal pun mendukungnya dan meminta agar Dilara mencegah Gulseren merebut ayahnya dari Dilara.


Diperjalanan, Hazal bertanya apa Gulseren menghubungi Hazal. Dilara membenarkan lalu Hazal bertanya apa yang ibunya bilang. Dilara menjawab bahwa dia mengatakan pada Gulseren Hazal adalah anak Dilara sekarang. Dilara mengatakan semua hal buruk tentang Gulseren, Hazal pun mendukungnya dan meminta agar Dilara mencegah Gulseren merebut ayahnya dari Dilara.

Cansu baru saja selesai berkuda, dia membawa kudanya ke kandang. Pelatihnya melihat Cansu menangis dan menghampirinya. Dia bertanya apa yang membuat Cansu menangis. Cansu menunjukkan kalung milik Gulseren. Cansu berkata bahwa dia mempercayai orang itu tapi sesuatu terjadi. Cansu tidak mengatakan terus terang pada gurunya. Dia hanya menangis bersedih.

Hazal berbelanja pakaian bersama Dilara. Dilara hanya menatap Hazal yang sibuk memilih-milih pakaian dan meminta para pelayan butik melayaninya. Hazal meminta dengan tidak sopan. Dilara lalu menghampiri Hazal dan menyarankan Hazal untuk bersikap sopan dan mengatakan tolong pada mereka, jika begitu mereka akan melayani Hazal dengan baik. Hazal menurut dan pergi ke kamar ganti untuk mencocokkan pakaian yang dia pilih.

Gulseren panik mendatangi kantor polisi. Polisi tidak mendengarkan laporan Gulseren lagi karena sebelumnya Gulseren juga melaporkan bahwa anaknya hilang namun anaknya ditemukan kembali.

Dikantornya, Cihan menasehati Ozan mengenai tingkah lakunya dan harus lebih berhati-hati. Ozan mendengarkan nasehat ayahnya lalu Ozan mengajak Cihan pulang. Cihan menolak dan beralasan kalau dia ada pekerjaan. Ozan pun pulang sendiri kerumahnya.

Hazal dan Dilara baru saja sampai dirumahnya. Lalu saat ingin berjalan masuk, Gulseren muncul dan berlari mengejar mereka. Gulseren meminta Hazal mendengarkan penjelasannya dulu. Dilara meminta Gulseren pergi karena Hazal tidak ingin bicara dengan Gulseren. Gulseren mengatakan kalau dia tidak melakukan kesalahan sama sekali. Hazal hanya diam saja dan tidak mendengarkan perkataan Gulseren.

Hazal akhirnya mengeluarkan suaranya dan menghina Gulseren. Hazal menolak Gulseren yang memanggilnya dengan panggilan sayang. Lalu Dilara meminta penjaga mengusir Gulseren keluar. Gulseren berteriak meminta Hazal mendengarkannya namun Hazal sudah merasa lebih senang dengan kehidupan mewahnya. Diluar, Gulseren menangis di depan pintu gerbang rumah Dilara. Dia terduduk di lantai sambil menangis.

Dilara berjalan masuk bersama Hazal membawa banyak belanjaan. Cansu berada disitu dan melihat ibunya bersama Hazal. Dilara terkejut berbasa-basi menanyakan kapan Cansu pulang. Cansu berjalan kembali ke kamarnya, Dilara mengejar Cansu. Cansu sangat sedih dan meminta ibunya mengurus putrinya sendiri. Dilara masuk ke kamar Cansu membujuk Cansu. Dilara mengatakan kalau Cansu adalah putri satu-satunya yang disayangi Dilara. Dilara juga berkata kalau Hazal tidak akan tinggal selamanya dirumah itu, Dilara berjanji akan mencari cara untuk membantu Hazal dan dia hanya sementara tinggal dirumah mereka. Tanpa diketahui Dilara, Hazal mendengar perkataan Dilara pada Cansu karena pintu kamarnya terbuka. Hazal marah dan pergi. Sedangkan Cansu kesal meminta Dilara pergi meninggalkannya sendiri. Dilara pun pergi keluar dari kamar Cansu. Cansu menangis sangat bersedih.


Gulseren mendatangi Derya dirumahnya. Gulseren menceritakan bagaimana Hazal yang tidak ingin kembali kerumah bersamanya. Bahkan jika Hazal mau pun, Dilara tidak akan mengizinkan karena dia ingin balas dendam pada Gulseren. Derya bertanya kenapa Dilara melakukan hal itu. Gulseren menyalahkan dirinya sendiri, Dilara mengira perceraiannya dengan Cihan karena Gulseren karena itu dia ingin balas dendam pada Gulseren. Derya menyarankan Gulseren menghubungi Cihan untuk mengatakan apa yang terjadi. Gulseren sudah sangat panik dan histeris. Dia hanya menangis karena kehilangan Hazal. Derya meminta Gulseren tenang dan istirahat terlebih dahulu.