9/30/2015

Cansu & Hazal Episode 23 PART 2

Malam hari, Dilara sangat kesal karena memikirkan sidang pertamanya besok mengenai perceraiannya dengan Cihan. Dilara menghubungi pengacara sekaligus teman baiknya untuk cerita. Temannya mengajak Dilara untuk keluar menghibur diri namun Dilara tetap menolak.

Sedangkan dikamarnya, Gulseren menangis Hazal yang sudah pergi meninggalkannya. Gulseren menangis dan bersedih lalu Keriman masuk memarahi Gulseren yang tidak tidur dan membuat tagihan listrik semakin mahal. Keriman sadar kalau dia harus berbaik-baik pada Gulseren untuk tetap mendapatkan uang dari Gulseren.

Keesokan harinya, Gulseren bersiap-siap untuk pergi bekerja. Keriman menyuguhi sarapan untuk Gulseren namun Gulseren ingin cepat berangkat bekerja. Keriman berpura-pura baik dan meminta uang pada Gulseren untuk membeli bahan makanan. Gulseren memberikan uang pada Keriman lalu pergi. Keriman marah-marah sendiri setelah Gulseren pergi karena dia harus meminta uang pada Gulseren.


Dirumah Dilara, Cansu, Ozan dan Rahmi sedang sarapan bersama. Rahmi lalu bercerita mengenai pengalamannya saat masih remaja seusia Ozan. Tiba-tiba Hazal muncul dan menghampiri mereka. Rahmi tidak menanggapi Hazal dan terus bercerita. Hanya Cansu yang menjawab sapaan Hazal. Dilara datang dan mengingatkan Cansu dan Ozan untuk segera berangkat ke sekolah. Cansu dan Ozan berdiri dan mencium ibunya. Hazal mengucapkan salam pada Ozan agar harinya menyenangkan. Ozan menanggapi dengan dingin sedangkan Cansu bersikap baik dan membalas sapaan Hazal. Diluar, Cansu marah pada Ozan karena tidak bersikap baik pada Hazal padahal dia sudah baik pada mereka dan dia juga adik kandung Ozan. Ozan balik marah dan berkata kalau Hazal bersikap baik itu karena ingin tetap tinggal dirumah ini. Cansu tidak setuju dengan pemikiran Ozan dan mempercayai Hazal. Ozan lalu pergi dan memperingatkan Cansu untuk hati-hati. Hazal memanggil Cansu untuk berjalan bersama. Hazal menggandeng tangan Cansu dan mengatakan kalau seandainya mereka satu sekolah. Cansu tersenyum pada Hazal.

Dilara sangat bingung karena hari ini adalah sidang perceraiannya. Rahmi mengatakan kalau dia akan datang untuk menjadi saksi Dilara dipersidangan. Dilara takut kalau rekaman yang dimiliki Cihan akan memberatkannya dalam sidang nanti.

Disekolah, Gulseren menunggu Hazal datang. Awalnya Seyda menghampiri Gulseren dan mengatakan kalau Hazal belum datang. Seyda juga menanyakan apa benar Hazal akan pindah sekolah. Gulseren membenarkan hal itu, tak lama kemudian, Hazal tiba diantar supirnya. Hazal meminta Seyda meninggalkan mereka. Hazal marah karena Gulseren mendatanginya lagi. Hazal juga marah karena Hazal diminta harus melakukan tes DNA agar meyakinkan orang kalau dia memang putri dari Cihan dan Dilara.

Gulseren mengatakan kalau semua itu tidak perlu, dia yakin Hazal memang anak mereka. Gulseren mengatakan  kalau dia datang karena dia sangat menyayangi Hazal, bukan ingin mengganggu kehidupannya. Gulseren lah yang merawat Hazal dari kecil, sedangkan dulu saat dia masih kecil dan ibunya meninggal, dia tidak pernah merasakan apa yang Hazal rasakan, memiliki seorang ibu yang menyayanginya. Hazal sempat terdiam namun ego yang sangat tinggi membuat dia tetap bersikap tidak baik pada Gulseren. Gulseren menyerah dan pergi meninggalkan Hazal. Seyda datang menghampiri Hazal dan menasehatinya kalau Gulseren sangat menyayangi Hazal. Hazal yang memang tidak suka dinasehati malah pergi masuk meninggalkan Seyda.  

Dirumahnya, Keriman ditelpon oleh Rahmi. Rahmi berbasa-basi dengan meminta maaf pada Keriman atas perkataan dan sikapnya pada Keriman saat dirumah Dilara waktu itu. Rahmi ingin menemui Keriman langsung untuk menyampaikan permintaan maafnya. Rahmi mengajak Keriman untuk makan siang di sebuah restoran. Keriman menyanggupi untuk bertemu dengan Rahmi meskipun di awalnya, dia pura-pura sakit hati pada Rahmi.

Dilara bertemu dengan pengacaranya itu sebelum persidangan dimulai. Dilara mengatakan kalau dia melakukan kesalahan dan dibantu oleh ayahnya Cihan. Teman baiknya mendengarkan, lalu Dilara mengatakan kalau sebenarnya Cihan mencintai perempuan lain. Temannya itu menebak siapa wanita yang dicintai Cihan yang tak lain adalah ibu yang membesarkan anak kandung Dilara. Dilara tidak memberitahu karena dia malu, dia merasa martabatnya akan jatuh jika orang sampai tau Cihan mencintai wanita lain. Dilara menyampaikan mengenai pemalsuan rekaman oleh Rahmi yang ditunjukkannya pada Cihan. Pengacara Dilara mengatakan kalau itu tidak akan bisa dibawa ke pengadilan karena itu adalah kejahatan.