10/03/2015

Ashoka Samrat ANTV Episode 175


Di kerajaan Magadha, Dharma yang berada di depan kamar Ahenkara merasa terkejut ketika melihat Ashoka berada di dalam kamar Ahenkara, Dharma segera masuk ke kamar Ahenkara dan segera menggeret lengan Ashoka dan mengajaknya keluar “Ibu sudah bilang berapa kali padamu jangan lewati batasanmu !” ujar Dharma kesal

“Aku tidak melewati batasanku, bu ,,, dia itu terluka dan aku mencoba mengoleskan cream obat di luka lukanya” ujar Ashoka

“Tapi kami bisa melihat semuanya” sela Charumitra.

“Apa yang kamu pikirkan itu salah, Maharani ,,, jika kamu ingin membantu dia maka kamu bisa memanggil Sushima atau pelayan, apa yang menjadi perhatianmu ?” ujar Ashoka tanpa kenal takut, kemudian Ashoka meminta Ahenkara untuk mengutarakan apa niatnya, tepat pada saat itu Sushima masuk ke kamar Ahenkara dalam keadaan mabuk dan bertanya “Apa yang telah dia lakukan bersama Ashoka ?”

Ahenkara teringat ketika Sushima membunuh burung merpati yang telah memberikan senyuman di wajahnya. “Apa yang pikirkan itu keliru, kak Sushima” ujar Ashoka.

“Panggil aku Samrat !” bentak Sushima.

“Samrat Sushima, apa yang kamu pikirkan itu keliru, aku tidak melakukan sesuatu yang salah, ibumu saja yang salah duga” ujar Ashoka.

“Maksudmu ibuku ini pembohong ? Kamu telah menyentuh calon istriku dan mengatakan padaku bahwa ibuku ini seorang pembohong ?” Sushima langsung menghajar Ashoka dengan keras.

Seorang perempuan dengan cadar yang menutupi wajahnya nampak memasuki sebuah rumah makan dan mencoba untuk mencari Dastan, dia bertanya pada salah satu laki laki yang ada disana “Seorang khurasan tidak akan menceritakan tentang khurasan yang lain” ujarnya “Aku datang kesini untuk membunuh Dastan dan tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan aku” laki laki itu langsung membunuh perempuan tersebut

Kembali di kamar Ahenkara, Dharma berusaha melerai Ashoka dan Sushima “Pangeran Sushima, apa yang kamu pikirkan itu keliru tentang Ashoka, ini bukan kesalahannya” ujar Dharma “Diam kamu !” bentak Sushima “Kamu tahu Ashoka, meskipun setelah menjadi anggota keluarga kerajaan, kamu itu tetap saja orang murahan tapi ini memang bukan salahmu karena kamu memperolehnya dari darah keturunan ibumu, Dharma yang mengalir di semua pembuluh darahmu” ejek Sushima, Ashoka yang merasa tidak terima ibunya di hina segera menghajar Sushima dengan keras, Ashoka benar benar marah, Sushima pun jatuh tersungkur, Charumitra berteriak lantang “Samrat telah diserang, dia mencoba untuk membunuh Samrat Sushima !” teriak Charumitra “Itu tidak benar ! Dia itu telah menghina ibuku makanya aku pukul dia !” ujar Ashoka, saat itu Khalatak iku masuk ke kamr Ahenkara, Charumitra segera mengarang cerita “”Dia telah mencoba untuk menyerang Samrat Sushima, dia harus di penjara !” ujar Charumitra, Khalatak menyuruh para prajurit untuk menahan Ashoka “Apakah ini yang telah kamu pelajari dari ibumu dan gurumu ?” sindir Khalatak “Aku belajar banyak hal kebaikkan dan seseorang yang mengikuti jalan yang benar tidak akan pernah takut pada siapapun !” ujar Ashoka lantang “Samrat itu terlihat sebagai Dewa dan dia telah mencoba menyerang Dewa, oleh karena itu dia akan di hukum di ruang sidang besok !” ujar Kahalatak, kemudian para prajurit segera membawa Ashoka keluar dari sana, Dharma yang memperhatikannya merasa sedih “Ini bukan kesalahannya” ujar Dharma sambil menangis

Bindusara sedang istirahat dalam perjalanannya bersama Chanakya, saat itu Bindusara sedang duduk seorang diri sambil merenung, Chanakya menghampirinya “Guru, rasanya ide bagus juga kalau kita memilih wakil Samrat, seperti Ashoka yang membantu Sushima tapi kita harus melanjutkan perjalanan kita” ujar Bindusara sambil berdiri dan menuju ke kudanya, dari kejauhan seorang gadis misterius masih terus mengawasi mereka, Chanakya merasa ada sesuatu yang tidak beres, Chanakya mencoba untuk berbalik, siapa tahu menemukan seseroang disana, tapi hasilnya nihil akhirnya Chanakyapun berlalu dari tempat itu, gadis misterius itu tersenyum sinis

Seorang pelayan mengabarkan sesuatu pada Helena sambil berbisik bisik “Tidak ada yang lebih baik daripada menyalakan api dalam situasi seperti ini” bathin Helena dalam hati

Charumitra sedang membalut luka di tubuh Sushima seraya berkata “Dharma dan anaknya itu akan terus menerus menjadi penghalang jalan kita dan ayahmu pasti akan mendukung mereka” ujar Charumitra, tepat pada saat itu Helena masuk ke kamar Sushima dan berkata “Maharani Charumitra, kamu tahu kalau Samrat Chandragupta tidak pernah mencintai aku, baginya Durdara adalah cintanya, oleh karena itu aku bisa mengerti ketika seorang perempuan tidak mendapatkan cinta dari suaminya, penderitaan yang bagaimana yang harus dia lalui selama ini, ada banyak duri pada bunga tapi bunga bisa memikat orang untuk tertarik pada dirinya sedemikian rupa sehingga mereka mengabaikan duri itu sendiri” ujar Helena “Maharani Charumitra, kamu mempunyai beberapa tugas, apapun yang kamu ingin lakukan, kamu bisa melakukannya dan aku bahkan tidak akan melihat kamu, aku juga tidak akan mencoba menghentikan kamu, aku akan tetap menjaga rahasiamu (rahasia Charumitra yang sering melakukan praktik ilmu hitam di istana)” ujar Helena “Aku telah memberikan kematian untuk anakku sendiri, aku ingin Sushima mengambil tempat Bindusara dan kamu mengambil tempatku tapi selama Dharma dan Ashoka masih ada disini, mereka akan menjadi penghalang, jadi jelas kalau Sushima itu lemah di depan Ashoka jadi kamu membutuhkan kekuatan lain (ilmu hitam) untuk mengatasi mereka” ujar Helena tenang kemudian berlalu dari sana, sesaat Charumitra merenung dan melirik ke arah peralatan ilmu hitamnya

Helena berfikir “Selama Charumitra sibuk menghancurkan Ashoka, Sushima akan dengan mudah aku atasi dan Siamak akan menjadi Samrat” Helena kemudian menghampiri Siamak dan bertanya “Siamak, kamu pergi kemana saja ?”, “Aku baru tahu tentang perkelahian antara kak Sushima dan kak Ashoka” ujar Siamak “Berikan aku waktu untuk menceritakannya padamu apa itu seorang Samrat yang baik” ujar Helena sambil menggandeng lengan Siamak

Di penjara, Dharma menemui Ashoka disana dan berkata “Kamu lihat kan apa konsekwensinya kalau marah ?” ujar Dharma “Aku bukan orang hebat, ibu ,,, tapi aku ini cuma manusia biasa, dan dia telah menghina ibu jadi aku tiak bisa mengontrol emosiku sendiri” ujar Ashoka “Kamu seharusnya tidak perlu masuk ke kamar Ahenkara”, “Dia itu temanku, bu ,,, dan Sushima telah menyakitinya” ujar Ashoka “Dia benar, Rani Dharma ,,, Sushima telah mengajaknya berburu dan telah menyakitinya” sela Radhagupta “Ashoka, kamu harus minta maaf pada Sushima besok di ruang sidang” ujar Dharma “Ini bukan tentang Ashoka tapi tentang Sushima yang bisa memberikan hukuman apa saja untuk Ashoka” sela Radhagupta lagi “Kalau begitu kita harus melakukan sesuatu, kirimkan kabar pada Samrat Bindusara” pinta Dharma sedih, Radhagupta setuju kemudian mereka meninggalkan Ashoka, Ashoka sangat khawatir tentang sebuah bahaya di sekitar singgasana.

Di kamar Charumitra, Charumitra mulai melakukan praktik ilmu hitamnya, sementara Radhagupta mengirimkan sebuah surat untuk Bindusara dan berkata dalam hati “Aku harap surat ini bisa sampai di tempat Samrat Bindusara tepat pada waktunya” sedangkan Dharma sedang berdoa pada Dewa sambil menangis “Dewa, tolong berikan keadilan di ruang sidang besok dan jangan biarkan sesuatu yang salah terjadi” ujar Dharma

Di kamar Helena, Helena sedang berbicara dengan lukisan Justin “Lihat, Justin ,,, apa yang telah ibumu lakukan untuk memberikan keadilan pada darah daging anaknya, ibu tidak bisa melakukan apa apa untuk kamu ketika kamu masih hidup tapi sekarang ibu akan memenuhi impianmu untuk membuat Siamak menjadi Samrat, ibu akan memenuhinya dengan cara apapun” ujar Helena sambil memperhatikan lukisan Justin

Dharma dan Radhagupta kembali menemui Ashoka di penjara “Ashoka, kamu akan di hadapkan di ruang sidang besok, mereka akan menuduhmu tapi kamu harus bisa menjaga dan mengontrol amarahmu, aku telah mengirimkan surat ke Chanakya tapi itu akan memakan waktu baginya untuk kembali kesini, Sushima bisa mengambil keuntungan dari hal ini, hal ini merupakan tuduhan yang sangat serius yaitu penyerangan terhadap seorang Samrat dan hukumannya sangat keras tapi Ashoka bisa di selamatkan jika Sushima mengampuninya tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti” ujar Radhagupta “Ashoka berjanjilah pada ibu bahwa kamu bisa mengontrol kemarahanmu di ruang sidang besok” pinta Dharma sedih, Ashoka pun berjanji…