10/05/2015

Ashoka Samrat ANTV Episode 177


Keesokan harinya, Ashok terbangun terlebih dahulu. Dia dengan cemas memeriksa demam Dharma, dan menjadi lega karena dia sudah tidak demam lagi. Kasturi datang. Ashok mengatakan kalau Dharma sudah tidak demam. kasturi tersenyum senang. Dia menyuruh Ashoka peduli dengan lukanya sendiri juga. Dharma tersenyum. Drupat datang untuk memberitahu Ashok kalau teman-temannya dari desa vann datang. kata Drupat, mereka ada di sini. teman-teman itu.. ada yang bersama Satrujit..” Ashok terlihat heran, “kenapa mereka di sini?” Drupat menggeleng. Ashok menatap Dharma, Dharma mengangguk. Melihat itu Drupat berkata, “kau janga khawatir, kau peri saja. Biar aku yang menjaga ibu Dharma. Dia telah banyak melayaniku selama ini, kini aku yang akan melayaninya. Kau pergilah..” Dharma tersenyum dan menyuruh Ashok peri. Ashok mengangguk dan turun dari tempat tidur. Ashok menyentuh pundak Drupat dan tersenyum padanya penuh kasih sayang. Drupat lalu naik ke tempat tidur dan duduk di samping Dharma. Ashok beranjak mengambil kain. Dia menutupi tubuhnya yg penuh luka dgn kain itu baru kemudian melangkah pergi dengan langkah tertatih-tatih.

Ashok menemui teman-temannya di Asrama. Dia memanggil mereka semua, “teman?..teman..teman..” keempat teman-teman Ashok berlari menghambur dan memeluknya. Ashok menrintih kesakitan. Teman ashok segera menarik kain yang menyelimuti tubuh Ashoka dan terkejut melihat tubuh Ashok yang penuh luka. Mereka menjadi marah dan berteriak dengan geram, “ketidak adilan di mana-mana…!” Salah satu teman Ashok mengeluarkan belati saking marahnya. Ashok menahan tangan temannya itu dan bertanya, “ada apa sebenarnya?” Mereka memberitahu Ashok kalau Samrat telah lupa dengan tugasnya untuk melayani krakyat. Para prajurit membunuhi rakyat yang tidak patuh, “seorang raja telah merebut tanah rakyat, dia menyuruh prajurit menghajar mereka…”

~Kilas balik menunjukan bagaimana para utusan samrat mengusir rakyat dari tanahnya dan menyuruh mereka menyerahkan tanah itu padanya, yang tidak menurut di hajar habis-habisan bahkan ada yang sampai meninggal.. kilas balik berakhir.~

Ashok kaget, “ini tidak benar! Samrat tidak mungkin memberi perintah seperti itu. Samrat bukan orang seperti itu.” Tema-temanya menyahut, “kami bisa percaya apa yang kau katakan. Tapi kenyataannya, tanah rakyat telah di rebut dengan paksa. Mereka seharusnya di beri ganti rugi atau tunjangan atau tempat penampungan. kau tahu ketika kami datang semalam, parjurit menghentikan kami di pintu gerbang dan meminta uang agar kami bisa masuk keistana. Kami menemui pangeran Shushim dan meminta tolong padanya, kami bilang kalau kami tidak punya makanan atau tempat penampungan, tapi dia malah menyiram anggur ke wajah kami. Mereka bukan pelindung kami. Kami telah memutuskan untuk memberontak. Menentang Samrat.” Ashok melarang meeka melakukan itu, “samrat bahkan tidak ada di istana. Samrat tidak terlibat dengan semua ini. Teman Ashok berkata, “kau tahu Rajvanshi tidak akan memihak siapa-siapa. kami harus bersyukur karena kami bukan Rajvanshi, mereka orang kejam.” Ashok berkata kalau dirinya akan bicara pada Sushim. teman menyela, “kenapa dia akan mendengarmu? Apakah kau saudaranya? Dia bukan saudara siapa-siapa.” Ashok meminta mereka membiarkan dirinya mencoba. teman-teman Ashok setuju.

Sementara itu, Shushim sedang menikmati tarian di aula di dampingi Ahenkara yang tidak terlihat bahagia. Ashok menceritakan tentang masalah yang di dengarnya pada Radhagupta. Dna menberitahu Rdha kalau dirinya akan bicara pada Shushim. radhagupta tak dapat berbuat apa-apa selain membiarkan Ashoka menemui Shushim.

Ashok menemui Shushim. Shushim marah merasa kesenangannya di ganggu Ashok. Ashok memberitahu Shushim tentang masalah yang di dengarnya, “aku datang kesini karena ada masalah yang ingin kubicarpadamu.” Shushim menyahut dengan kesal, “aku sedang beristirahat sebentar dan ini adalah hak ku. Jika seseorang mencoba menganggu maka harus di hukum.” Ashok berkata kalau dia datang untuk meminta sesuatu dari saudaranya. Shushim menatap Ashok dengan tatapan menghina, “kau datang untuk mengemis? Kau tahu? Kau harus mengemis seperti pengemis, menadahkan tangan dan memohon. karena kau meminta sesuatu dariku untuk pertama kali, maka aku akan mendengarkan. Katakan!” Ashok berkata kalau teman-temannya datang dari desa vann. Shushim dengan nada menghina memotong ucapan Ashok, “sebentar, pertama cuci dulu tanganku… aku tidak bisa kosentrasi.” Ashok dengan engan mencuci tangan Shushim. Melihat kepatuhan Ashok, Shushim membatin, “anak keras kepala ini tidak akan peri dengan cara seperti ini..” Lalu Shushim menyuruh Ashok mencuci kakinya. Ashok membatin, “demi mereka yang tidak bersalah aku akan menanggung semua hinaan ini.” Ashok kemudian mencuci kaki Shushim. Setelah selesai Shushim bertanya, “apa yang kau rasakan setelah mencuci kaki samrat?” Ashok menjawab, “sama rasanya dengan perasaan seorang adik yangsedang mencuci kaki kakaknya.” Shushim tak kurang akal, dia melihat air bekas cuci kakinya, “melihat air ini aku merasa kalau kakiku sangat kotor. jadi sekarang ambil air ini dan…” Sebelum melanjutkan ucapannya, Radhagupta memotong ucapan Shushim, “jika Samrat tahu tentang semua ini, maka…” Shushim terlihat panik dan berkata, “..aku hanya menyuruhnya mengambil air ini dan membuangnya..”

Ashok kemudian membawa teman-temannya ke hadapan Shushim. Mereka memberitahu Shushim masalah mereka. Mereka membutuhkan makanan dan tempat penampungan. Shushim mendengarkan semua itudengan acuh tak acuh. Ashok menanggih janji Shushim, “kau akan memenuhi janjimu bukan?” Shushim menjawab, “baiklah, kita akan membahasnya..” Perdana menteri Khalatan menghampiri Shushim dan membisikan sesuatu. Ashok mengamati nya denganseksama. Di belakang, orang yang bertanggung jawab dengan perebutan tanah rakyat berbicara pada seseorang dan berjanji kalau tak seorangpun akan tahu mengenai semua ini.

Seorang teman Ashok berkata, “anda harus melakukan sesuatu untuk kami…” Shushim berteriak dengan marah, “kalian tidak akan mendapatkan apapun!” Teman yang lain menyela, “ini tidak benar! Anda Samrat, anda punya kewajiban untuk melakukannya.” Shushim dengan menjengkelkan berkata, “kalian tidak punya masalah..” Teman-teman Ashok menjadi marah, “apakah anda menuduh kami berbohong?” Shushim dengan kesal menyuruh pengawal menyeret teman-teman Ashok keluar dari istana. Kericuhanpun terjadi. Ashok terkejut dan terlihat bingung dengan situasi yang dihadapinya. Teman-temannya meminta dia pergi bersama mereka. Shushim yang menyahut, “dia pangeran Ashoka, dia tidak akan pergi dengan kalian!” Teman-teman Ashok terkejut, “pangeran??”  Shushim menyerigai, “kenapa? Apakah dia tidak memberitahu kalian? Ashok? kau tidak memberitahu mereka kalau kau putra Samrat Bindusara? Seorang maurya rajvanshi? Seorang pangeran?” Ashok terlihat bingung. Shushim kemudian menyuruh pengawal menghukum mereka yang berani bicara di depannya.

Melihat situasi itu Ashok membatin, “situasi seperi apa ini? Samrat dan Achari tidak ada di sini dan Shushim sangat kejam. Dia akan menbakar semuanya. Dia akan memberi penderitaan pada bangsa. Penyelamatnya…hanyalah seorang raja yang adil yang bisa menolong rakyat, bisa melindungi mereka dari dia…” Ashok telah menemukan solusi untuk membantu teman-temannya, yaitu dengan menyamar sebagai seorang ksatria bercadar….