11/07/2015

Ashoka Samrat ANTV Episode 198


Di kamar pribadi Bindusara, Bindusara masih di temani oleh ketiga istrinya, Bindusara sedikit heran dengan jawaban Dharma yang tidak seperti biasanya, Subhrasi sendiri juga tercengang melihat perubahan sikap Dharma “Rani Dharma, apakah kamu kecewa padaku ?” ujar Bindusara heran “Aku ini adalah istrimu dan aku ingin diperlakukan seperti yang lain, aku tidak bisa sebagai pelindungmu setiap waktu, yang bisa kamu panggil sekarang dan nanti sesuka hatimu” ujar Dharma kemudian meninggalkan Bindusara begitu saja sambil melangkah gontai, Bindusara terperangah “Samrat, Rani Dharma saat ini kondisinya sedang tidak baik, tingkah lakunya sekarang berbeda tidak seperti yang dulu beberapa hari ini, dia bahkan pernah menampar tabib juga” Charumitra mencoba menghibur suaminya itu namun Bindusara mencoba merenung, Bindusara merasa ada yang tidak beres di istananya ini

Di kamar Dharma, para pelayan Dharma sedang memijat tangan Dharma, tiba tiba Dharma menegur pelayannya untuk membawakan makanan kesukaannya “Aku akan memecatmu kalau kamu tidak mematuhi perintahku !” bentak Dharma, dari luar Bindusara dan Charumitra melihat semua perbuatan Dharma pada pelayannya itu “Kamu tahu Samrat, bahkan Ashokapun selalu tidak mematuhi perintah kakaknya, dia selalu saja menciptakan masalah untuk Sushima dalam setiap hal” Charumitra mencoba meracuni pikiran Bindusara “Dimana Ashoka ? Aku ingin bicara dengannya !” ujar Bindusara

Ashoka sangat bersemangat dalam perjalanannya menuju ke istana, semuanya akan baik baik saja mulai sekarang karena ayahnya telah kembali, kemudian Ashoka seperti biasa mencoba mengalihkan perhatian para prajurit penjaga yang berjaga di luar pintu gerbang istana, Ashoka langsung masuk ke dalam istana setelah para prajurit itu lengah.

ashoka cover122Charumitra sedang berada di kamarnya bersama Sushima dan Khalatak “Saat ini pikiran Bindusara hanya tertuju pada Dharma saja, ini akan membantu kita untuk menemukan sebuah solusi untuk permasalahan kita” ujar Charumitra, kemudian, Khalatak meminta pada Sushima untuk menerima kesalahannya sebelum Samrat Bindusara menegurnya “Pangeran Sushima harus melakukannya sebelum warga penduduk melaporkan pada Samrat Bindusara, dalam kasus ini, hal itu sangat diperlukan” Charumitra marah begitu mendengar saran Khalatak “Apa ? Anakku harus meminta maaf pada warga penduduk ?” Sushima langsung menjatuhkan benda benda di kamarnya dengan perasaan marah “Aku tidak mau tunduk di hadapan orang orang itu yang melihat mataku saja mereka tidak boleh melakukan itu !” Charumitra berusaha membujuk Sushima namun Sushima tidak menggubrisnya dan bergegas berlalu dari sana, Charumitra dan Khalatak tertegun

Sushima sedang berjalan di sepanjang koridor, Sushima ingin mencari tahu tentang Agraduta karena dia bisa membuktikan sikapku ke ayah, aku harus menemukan dia atau aku akan berada pada tempat yang tidak aku inginkan” ujar Sushima kesal, tepat pada saat itu Ashoka sedang memanjat dinding istana menuju ke jendela kamarnya yang terbuka, luka di tangannya sedikit membuatnya kesulitan untuk memanjat, sedangkan Sushima berharap dirinya bisa mendapatkan satu petunjuk tentang siapa itu Agraduta “Aku akan mengakhiri keberadaannya” tiba tiba Sushima mendengar ada suara ribut diluar jendela, Ashoka segera bersembunyi di balik jendela karena dia merasa ada seseorang yang sedang menuju ke jendela dimana dia berada, orang itu ternyata Sushima yang langsung melihat ke sekeliling melalui jendela tersebut, Ashoka kemudian menutup jendela tersebut rapat rapat, ketika Ashoka hendak membukanya ternyata jendela itu terkunci dari dalam, Ashoka melihat ada jendela lain yang terbuka, Ashoka segera bergerak mendekat ke arah jendela itu dengan susah payah karena luka di lengannya, Ashoka segera masuk ke dalam jendela dan jatuh ke lantai hingga menimbulkan bunyi dan bergegas memasuki kamarnya sendiri, tak lama kemudian Sushima melewati koridor tersebut dan melihat ada tetesan darah di lantai tepat di bawah jendela, Sushima segera memeriksa keluar jendela namun dia tidak bisa melihat siapapun di luar sana melalui jendela tersebut “Mungkin seseorang masuk ke dalam lewat jendela ini” bathin Sushima dalam hati sambil mengikuti kemana berakhirnya tetesan darah itu, sementara Ashoka sudah memasuki kamarnya dan menutup pintunya namun masih setengah terbuka, Ashoka segera menuju ke kamar mandi, tepat pada saat itu Sushima sudah mencapai di depan kamar Ashoka, tetesan darah itu mengarah masuk ke dalam kamar Ashoka, Sushima segera memasuki kamar Ashoka yang pintunya sedikit terbuka, dilihatnya Agraduta ada di kamar mandi Ashoka, Sushima mengintipnya dari balik tirai “Agraduta ? Mau apa dia disini ?” tepat pada saat itu Ashoka membuka cadarnya, Sushima terkejut ketika menyadari kalau Agraduta adalah Ashoka, Sushima teringat pada perjumpaannya yang terakhir dengan Agraduta ketika dirinya dikalahkan oleh Agraduta, awalnya Sushima sangat marah tapi kemudian Sushima tersenyum sinis “Agraduta adalah sebuah masalah buatku tapi sekarang dia akan memperbaiki semua permasalahanku karena aku telah tahu siapa dia yang sebenarnya” Sushima tersenyum sinis

Sushima memasuki kamar pribadi ayahnya “Ayah, aku ingin mengatakan padamu tentang Agraduta” Bindusara saat itu benar benar bangga pada Agraduta “Dia telah melakukan apa yang seharusnya anakku lakukan, apakah kamu ingin mengatakan padaku kalau dia telah melakukan keadilan ? Membantu orang orang miskin yang membutuhkan ? Aku ingin secara pribadi bertemu dengannya untuk mengucapkan terima kasih padanya, kamu telah mengecewakan aku, Sushima !” Sushima hanya terdiam mendengarkan keluh kesah ayahnya “Aku telah membuat sebuah kesalahan dengan memberikan hak padamu sebagai seorang raja ! Kamu menjadi sangat buta akan kekuasaan dan perasaan egomu, kamu telah melupakan semua hal tentang nilai nilai adat kita, posisimu itu hanya sementara, Sushima ! Samrat Magadha masih hidup !” pada saat yang bersamaan Ashoka sudah sampai di pintu kamar ayahnya dan mendengarkan semua pembicaraan mereka “Ayah tidak merasa kalau aku telah melakukan kesalahan apapun” bathin Ashoka dalam hati, Bindusara segera memanggil Ashoka agar mendekat padanya dengan ucapannya yang lembut, Ashoka menghampiri ayahnya, Sushima terlhat sangat marah menatap Ashoka, Bindusara mengabaikan kehadiran Sushima “Aku ingin bicara dengan Ashoka” Sushima segera meninggalkan ruangan itu dengan perasaan kesal dan kecewa

Ashoka langsung menyentuh kaki Bindusara “Ayah, aku ingin mengatakan padamu tentang Agraduta” namun pada saat itu BIndusara lebih tertarik ngobrol tentang Dharma “Aku juga sangat terkejut, ayah ,,, aku juga sangat khawatir dengannya” Ashoka juga sangat merindukan ibunya, kemudian Ashoka menceritakan semua yang terjadi pada ibunya ketika ayahnya tidak ada di istana “Aku mohon, selamatkan ibuku, ayah ,,, aku sangat takut dengan keadaannya saat ini” BIndusara meyakinkan Ashoka kalau semuanya akan baik baik saja karena dirinya telah kembali sekarang “Ayah akan mengurus ibumu secara special” tepat pada saat itu Helena datang ke kamar itu dan menemui Bindusara, setelah Bindu sara memberikan salam pada ibu tirinya itu, Ashoka segera meninggalkan mereka, Helena bisa melihat ada sebuah kekhawatiran di wajah Bindusara “Samrat, biasanya kamu selalu datang menemuiku pertama kali” Bindusara memberikan alasan kalau dirinya memiliki banyak pekerjaan yang berkaitan dengan permasalahan politik, Helena bisa mengerti keadaannya “Kenapa kamu pulang cepat cepat, Samrat ?” Bindusara mengatakan kalau dirinya sedang tidak enak badan, Helena sangat penasaran dengan keadaan Ulka “Lalu bagaimana dengan Chanakya ? Dimana dia, Samrat ?”, “Guru Chanakya saat ini sedang pergi ke kerajaan Ujjaini untuk menyelesaikan persoalannya yang belum selesai disana” Bindusara bisa melihat kalau Helena mengkhawatirkan sesuatu “Aku mengkhawatirkan Noor” ujar Helena “Aku tidak mengkhawatirkan dia, ibu ,,, karena Rani Noor saat ini bersama dengan para prajurit terbaik dan dia sendiri juga bisa mengatasi semua permasalahan yang datang” Helena mengangguk mengiyakan ucapan Bindusara “Ternyata Bindusara tidak tahu siapa yang mengirimkan Ulka padanya” bathin Helena sambil berlalu meninggalkan Bindusara sendirian

Keesokan harinya, semua orang telah hadir di ruang sidang, Bindusara memasuki ruang sidang dan duduk di singgasanannya di ruang sidang, Ashoka sangat bahagia karena tidak akan ada seorangpun yang akan menyalahgunakan kekuasaan lagi “Akhirnya aku akan mengatakan semuanya pada ayah tanpa rasa ragu, aku akan mengatakan pada ayah kalau aku adalah Agraduta” bathin Ashoka dalam hati, tak lama kemudian para prajurit membawa mayat penjaga harta benda masuk ke dalam ruang sidang, para prajurit mengabarkan kabar terbaru pada Bindusara “Mereka ini dibunuh oleh Agraduta ketika mereka sedang melakukan tugas mereka, dia bahkan mencuri uang dari harta benda itu, Samrat” Bindusara tertegun, Ashoka dan semua yang hadir disana sangat terkejut mendengarnya, sementara Sushima nampak tenang tenang saja sambil tersenyum sinis..