11/02/2015

Mahaputra Episode 213


Di medan perang, Jalal dan pasukan Mughal mampu melumpuhkan daerah kekuasaan bangsa Rajput, Jalal bertanya pada Faqat Mal “Faqat Mal, tipe kematian yang seperti apa yang kamu inginkan ?”, “Aku ingin mati seperti seorang prajurit yang pemberani !” sementara itu di kerajaan Mewar, Raja Udai Singh mulai tegang mendengar aksi Jalal “Kita akan bisa melumpuhkan Jalal jika Mewar dan Marwar bisa bersama sama” ujar Raja Udai Singh, sedangkan di kamar Ratu Bhatyani, Ratu Bhatyani berkata pada pelayannya “Aku yakin Maharaja Udai Singh pasti akan datang ke kamarku !” ujar Ratu Bhatyani, pada saat yang bersamaan Raja Udai Singh kembali menghampiri kamar Ratu Bhatyani dan berdiri di depan pintu kamar Ratu Bhatyani sambil berkata “Kamu adalah satu satunya harapanku yang terakhir” ujar Raja Udai Singh sambil teringat peristiwa yang lalu ketika dirinya menceraikan Ratu Bhatyani, 

Sementara itu di kamar Jaiwanta, Pratap sedang berdoa pada Dewa sambil memikirkan tentang ucapan Ajabde, Ratu Jaiwanta menemuinya dan bertanya “Apa yang terjadi, Pratap ? Apa yang kamu lakukan disini ?” Pratap salah tingkah di depan ibunya “Aku tidak tahu, ibu ,,, kenapa ibu dan ayah selalu bertengkar setiap waktu tentang pernikahanku, lalu bagaimana caranya aku bisa konsentrasi pada perang nantinya ?” Saat itu Raja Udai Singh membuka pintu kamar Ratu Bhatyani, semua lampu diya di kamar Ratu Jaiwanta langsung padam, bahkan kaca rias di kamar Ratu Sajja yang saat itu sedang bercermin tiba tiba juga retak, semua orang terkejut, Ratu Sajja Bai segera menemui Ratu Jaiwanta dan mengabarkan kalau cermin di kamarnya tiba tiba retak, pada saat yang bersamaan Raja Udai Singh menemui Ratu Bhatyani yang sedang mengurung diri di kamarnya yang gelap, Ratu Jaiwanta segera mencari Raja Udai Singh untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, 

Sedangkan di dalam kamar Ratu Bhatyani “Ratu Bhatyani, aku memutuskan hukuman untukmu karena kamu telah melakukan kesalahan tapi sekarang aku akan membebaskan kamu maka semuanya akan baik baik saja, kamu harus melakukan semua hal hanya atas dasar perintahku saja” Ratu Bhatyani yang membelakangi Raja Udai Singh kemudian bertanya “Mengapa aku harus percaya padamu ? Jika kamu nanti akan melemparkan aku kembali ke dalam kegelapan, Rana Ji ?”, “Aku berjanji padamu kalau aku tidak akan melemparkan kamu” Ratu Bhatyani tersenyum sinis “Aku ingin sumpah ini di katakan oleh Maharani Jaiwanta !” Raja Udai Singh tertegun 

Ratu Jaiwanta akhirnya sampai di dekat kamar Ratu Bhatyani dan melihat Raja Udai Singh keluar dari kamar Ratu Bhatyani, Raja Udai Singh segera menghampirinya dan berkata “Maharani Jaiwanta, kamu harus mengeluarkan Rani Bhatyani segera !” Ratu Jaiwanta menolak permintaan suaminya, sementara itu di halaman istana Pratap mendapat kabar dari pelayan Ratu Bhatyani tentang keadaan Ratu Bhatyani, berita ini langsung menyebar ke seluruh benteng dan semua orang meminta dengan amat sangat pada Ratu Jaiwanta agar membebaskan Ratu Bhatyani, termasuk juga Pratap yang meminta pada ibunya “Ibu, aku mohon keluarkan Chotti Ma (ibu tiri)” Ratu Jaiwanta marah dan kesal dengan semua permintaan ini “Pratap, kalau kamu tahu alasannya maka kamu pasti tidak akan mengijinkan dia keluar dari kamar itu !” ujar Ratu Jaiwanta sambil teringat semua tindakan kejahatan Ratu Bhatyani yang ingin membunuh Pratap “Ibu, aku tidak tertarik untuk mengetahui alasannya” ujar Pratap 

Pelayan Ratu Bhatyani mengabarkan pada semua putri raja yang masih berada disana kalau Ratu Bhatyani sebentar lagi akan keluar dari kamarnya, Phool dan Ajabde juga membicarakan tentang Ratu Bhatyani “Kalau begitu kita harus bertanya pada seseorang, Ajabde” tepat pada saat itu Pratap bertemu dengan mereka, Phool bertanya ke Pratap namun Pratap malah melemparkannya ke Ajabde “Kamu bisa bertanya ke Ajabde, dia tahu semuanya” ujar Pratap, 

Sementara itu Ratu Jaiwanta sedang berdoa di depan patung Dewa Khrisna, pelayan setianya Girja Bai menghampirinya dan bisa ikut merasakan perasaan Ratu Jaiwanta yang saat itu sedang berdoa sambil menangis “Girja Bai, bagaimana bisa aku mengatakan pada semua orang kalau Rani Bathyani itu tidak baik untuk benteng kita ? Dia itu jahat, dia itu serigala berbulu domba” Girja Bai bisa memahami hal ini “Aku tahu Maharani Jaiwanta tapi kamu tetap harus mengeluarkan Ratu Bhatyani karena ini adalah permintaan suamimu”, 

Pada saat yang sama saat itu Ratu Bhatyani sedang berdandan di bantu oleh para pelayannya, Ratu Bhatyani kembali ceria dan cantik seperti sebelumnya, Ratu Bhatyani merasa senang karena sebentar lagi dirinya akan bebas, tepat pada saat itu di luar kamar Ratu Bhatyani, Pratap menghampiri kamar ibu tirinya itu dan berdiri di depan pintu kamar sambil teringat semua ucapan dan tindakan Ratu Bhatyani padanya, ketika Pratap hendak mengetuk pintu kamar, Ratu Jaiwanta datang kesana juga dan menghardik Pratap keras “Pratap ! Hentikan !” Pratap tertegun menatap ibu kandungnya  BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 214