11/02/2015

Mahaputra Episode 216


Di kerajaan Mewar, di kamar Phool, Phool sedang memikirkan tentang ucapan para putri raja yang mengejeknya tadi, Phool merasa geram pada mereka, tak lama kemudian Ratu Bhatyani memasuki kamar Phool dan berkata “Putri Phool, kamu tahu kamu pasti akan benar benar menang !”, “Aku tidak percaya, bibi ,,, kalau predikat putri raja itu hanyalah statusku saja, tapi aku akan mengambil bagian dalam kompetisi ini” ujar Phool senang “Aku tahu kalau kamu sangat ingin sekali mengambil bagian dalam kompetisi ini”, “Iyaa !” jawab Phool lantang “Pangeran Pratap pasti akan membantu kamu untuk ini” sela Ajabde “Lalu kamu juga akan membantu aku dalam hal ini !” Ajabde nampak gelisah “Maafkan aku, Phool ,, aku tidak bisa mengambil bagian dalam kompetisi ini” Phool terkejut “Jika kamu tidak membantu aku lalu bagaimana bisa aku memenangkan kompetisi ini, Ajabde ?”, “Apakah kamu yakin kalau kamu tidak ingin menikah dengan pangeran Pratap, Ajabde ?” timpal Ratu Bhatyani “Iyaa, tentu ! Dia tidak akan menikah dengan pangeran Pratap !” sela Phool lantang 

Sementara itu Pratap sedang mengadakan pertemuan dengan Rawat Ji “Paman Rawat Ji, lebih baik latih para prajurit ini dan mereka akan benar benar menjadi pasukan kita yang pemberani !” ujar Pratap optimis, tak lama kemudian Pratap menemui Ajabde dan Phool. Saat itu Phool mengenakan pakaian laki lakinya yang lengkap dengan sorban yang warnanya senada merah muda, sementara Ajabde tetap mengenakan pakaian seorang putri raja “Pangeran Pratap, aku mohon berikan pelatihan untuk Phool untuk menghadapi kompetisi ini” pinta Ajabde, Pratap segera mengajak mereka berdua ke Dangal, tempat latihan Pratap, 

Ratu Jaiwanta sedikit gelisah ketika Ajabde pergi meninggalkan dapur “Ratu Sajja Bai, kemana Ajabde pergi ?”, “Aku tidak tahu, kakak” pada saat yang bersamaan Ratu Bhatyani menghampiri mereka dan mengejek Ratu Jaiwanta “Kakak, kenapa kamu sangat bersemangat sekali untuk pernikahan pangeran Pratap dan Ajabde ? Sudahlah ,,, aku mohon ijinkanlah pangeran Pratap menikahi Phool Kanwar” Ratu Jaiwanta tidak suka dengan ucapan Ratu Bhatyani “Pratap dan Ajabde diciptakan untuk saling memiliki satu sama lain dan segera keduanya akan saling mengutarakan perasaan mereka masing masing” ujar Ratu Jaiwanta sengit 

Pratap memberikan latihan pada Phool “Bawa kaawad ini dan jangan biarkan airnya tumpah” Phool tertegun “Bagaimana aku bisa melakukan ini ?” ujar Phool cemas, Ajabde mencoba memberikan semangat pada Phool, Phool di minta untuk menjunjung dua ember berisi air dan melewati undak undakkan yang naik lalu menurun namun baru saja memanggul ember itu, Pratap membantu mengangkat ember itu “Sekarang kamu bisa memanggulnya !” ujar Pratap sambil melepaskan tangannya, Phool sudah tidak kuat ketika Pratap melepaskan tangannya, Phool terjatuh, konsentrasi Phool sempat buyar karena terus menatap mata Pratap, sedangkan Pratap hanya diam saja, kemudian Pratap menyuruh Ajabde untuk mencobanya “Ayooo sini Ajabde ! Contohkan pada Phool bagaimana cara membawanya” pinta Pratap, 

Ajabde mendekat dan Pratap mengangkat ember itu untuk Ajabde, Ajabde teringat akan ucapan Phool dulu ketika dirinya mengungkapkan perasaan cintanya tentang Pratap, juga ketika Phool melihat bayangan Pratap di air pada perayaan puja Gangaur “Pangeran Pratap, lebih baik menjauhlah dariku” ujar Ajabde sambil melirik ke arah Pratap, Pratap hanya terdiam dan tidak mengerti dengan ucapan Ajabde, ternyata Ajabde berhasil memanggul dua ember itu dan berhasil melewati undak undakkan tanpa menumpahkan air yang berada di dalam ember, Phool sangat takjub ketika Ajabde berhasil “Phool, sekarang kamu harus mencoba !” Ajabde memberikan semangat pada Phool kalau dia juga bisa, awalnya Phool sempat berkecil hati merasa dirinya tidak mampu “Tidak, Ajabde ! Aku tidak bisa !” Ajabde terus mengobarkan semangatnya untuk mencoba “Phool, ayoolah cobalah ! Dan angkat ember itu ! Kamu itu benar benar pembrani, kamu ingat kamu selalu bertengkar dengan kakakmu, Jalim Singh demi aku, kamu juga berani bicara di depan orang orang Afghanistan bahkan di depan Jalal, kamu juga berani ! Iya kan ? Lalu tentang ember itu, sangat mudah sekali bukan ?” akhirnya Phool mencoba mengangkat dua ember itu, Phool mengira dirinya tidak bisa namun setelah Phool membuka matanya ternyata Phool berhasil memanggul dua ember itu namun setelah tahu dirinya bisa, Phool malah kehilangan keseimbangan dan jatuh terjerembab 

Dari atas balkon ternyata tanpa mereka sedari tadi ketiga istri Raja Udai Singh memperhatikan Pratap yang sedang melatih Phool dan Ajabde, Ratu Bhatyani kembali mengejek Ratu Jaiwanta tentang Ajabde “Untuk kompetisi ini, Ajabde tidak akan mengambil bagian, kita harus pergi menemuinya dan meyakinkan Ajabde untuk kompetisi ini !” ujar Ratu Jaiwanta 

Kompetisi akhirnya di mulai, semua putri raja bersama sama ibu mereka masing masing telah hadir disana, Raja Udai Singh dan Pratap juga ada disana,  pertama tama para putri raja harus mampu memotong kepala boneka yang ada di panggung dengan sebuah tongkat, Pratap menjelaskan peraturan kompetisinya, semua putri raja satu per satu mengambil tongkat mereka dan mulai menghadapi boneka besar di hadapan mereka, namun ternyata tidak ada satupun yang bisa memenggal kepala boneka itu, Phool merasa senang melihat tingkah para putri raja, sementara dari atas jendela kamarnya Ajabde juga nampak sangat senang dan bersemangat melihat kompetisi ini, sedangkan Ratu Jaiwant merasa terganggu dengan sikap Ajabde BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 217