11/06/2015

Mahaputra Episode 230


Episode dimulai dgn Raja Uday singh ji yang sedang berunding dgn Maldev Ji (kakek Phool). Raja Uday singh ji mengatakan, "apa yang akan terjadi jika jalal melakukan penyerangan terhadap mewar." Maldev ji menjawab, "aku akan bergabung dgn Anda & berjuang dgn anda." Saat mereka tengah asik berbicara satu sama lain, tiba-tiba salah seorang Prajurit datang & memberikan surat kherwa itu pada Maldev Ji. Raja Uday menanyakan informasi apa yang ia dapatkan, Maldev Ji menjawab dgn geram kalau tentara mewar melakukan pekerjaan misterius. Maldev ji memberi peringatan kepada Raja Uday singh bahwa ia akan mentolerir perbuatanya tersebut.

Raja Uday tampak bingung mendengarnya karena ia tidak memerintahkan apapun pada prajuritnya & Raja Uday singh ji menjawab, aku akan pergi kesana & melihat apa yang terjadi disana?" Maldev Ji mencoba untuk mengerti & Raja Uday mengangguk mendengarnya.

Kini Raja Uday sudah berdiri didepan Ratu Jaywanta. Dimana Ratu Jaywanta tengah memberi Arti pada Raja Uday. Ratu Jaywanta tampak memberi semangat pada Raja Uday untuk melaksanakan tugasnya. & setelah mereka selesai mengobrol, Raja Uday segera pergi dgn diikuti oleh kedua prajuritnya.

Jalal & Bharaim Khan masih berada didalam istana ajmer, saat mereka minum-minum, jalal langsung memberi peringatan kepada Samant ajmer agar waspada terhadapnya.

Dimewar, tampak raja Uday sedang berbicara dgn keluarga sobhagyawati. Keluarga Sobhgyawati tampak tegang setelah membaca surat yang diberikan oleh Raja Uday.

Dimana surat itu Maldev ji lah yang mengirim suratnya & surat itu berisi bahwa ia akan menikah dgn kakaknya sobhagyawati. Kakak Sobhgyawati yaitu Veera Bai tampak sedih mendengarnya & memohon pada ayahnya agar tidak melakukanya namun sang ayah tak mau mendengar & langsung pergi begitu saja. Sang kakak berusaha memberi pengertian pada adiknya, & mereka tampak berpelukan disela isak tangisnya.

Di Ajmer, tampak Jalal menyerang tentara ajmer sendirian & membunuh mereka satu persatu.

Sobhagyawati tampak gelisah dikamarnya. Ia ketakutan mengingat pesan maldev ji & dia bilang, "aku tidak akan menikah dgn maldev ji." Dia memutuskan melarikan diri dari istana namun ia tak sengaja menyenggol vas bunga & membuat prajurit mengejarnya. Wanita itu berhasil bersembunyi ditenda Raja Uday yang terletak diluar istana. 

Diluar tenda, tampak beberapa Prajurit mewar tengah melakukan pekerjaan misterius untuk melawan Marwar. kemudian Raja Uday datang menghampiri mereka. Salah seorang pemimpin prajurit itu menyampaikan maksudnya pada Raja uday kalau ia akan melakukan penyerangan terhadap mawar. Dgn emosinya, Raja Uday berusaha memperingati prajuritnya & mengatakan, "jika kita akan melawan marwar maka bagaimana kita akan melawan pasukan Mughal nantinya. Setelah mendengar semua peringatan Dari Raja Uday, pemimpin itu langsung meminta maaf pada Raja Uday. & Raja Uday memberi slogan pada prajuritnya, seluruhnya langsung bersorak dgn slogan mereka. "Hidup Jaypur."

Di ajmer, jalal sudah berdiri dibenteng Ajmer. Jalal menjatuhkan bendera Ajmer & menggantikanya dgn bendera Mughal. Sloganpun mulai terdengar untuk Jalal.

Veera bai kakak dari sobhgyawati yang masih bersembunyi dibawah tempat tidur Raja Uday, berusaha untuk menyingkir dari tenda tetapi tentara membuat kebisingan untuk mencarinya, Veera Bai tampak panik & langsung jatuh pingsan.

Paginya, Pangeran Pratap sudah tiba dibenteng mewar. Pangeran Pratap menanyakan keberadaan ibunya, kepada Ratu Bathiyani. & Cakrapani mulai membisikan ketelinga Pangeran Pratap agar sebaiknya ia menemui Ajabde terlebih dahulu. Pangeran Pratap menuruti ucapan cakrapani, sesampainya dikamar Ajabde, Pangeran Pratap tidak melihat keberadaan Ajabde, Pangeran Pratap mencari-carinya kesetiap ruangan. Saat Pangeran Pratap menanyakan pada salah satu dayang, Phool datang & langsung menginformasikan kepadanya kalau Ajabde sudah tidak ada disini. Pangeran Pratap tampak heran, & menanyakan maksud ucapan Phool, & Phool menjawab "dia sudah pergi ke bijolia ." Pangeran Pratap mengatakan, "bagaimana dia bisa pergi? Aku pergi untuk mengundang temanku & belakang ketiadaanku, kau malah mengirimnya pulang."

Dgn emosi, Phool mengatakan, "dia hanya seorang putri Samant." Pangeran Pratap mengatakan, "jika ada diskriminasi dalam persahabatan kalian, maka aku merasa sangat sedih akan hal ini."

Saat pertengkaran mereka semaikin memanas, tiba-tiba saja terdengar suara uma devi. & Pangeran Pratap membalikkan badannya, Pangeran Pratap melihat Uma Devi & Ratu Bathiyani datang menghampiri mereka. Uma Devi langsung mengejek Ajabde yang hanya seorang putri Samant, & Pangeran Pratap tidak menyukai ejekan Uma devi terhadap Ajabde. Ratu bathiyani, mengatakan "Lupakanlah dia & kau harus melangkah ke depan." Dgn kesal Pangeran Pratap mengatakan, "tidak Chotima, bagaimana Anda bisa mengatakan seprti ini kepada aku." Pangeran Pratap segera pergi meninggalkan Ratu Bathiyani.

Di Binteng Ajmer, tampak Raja Ajmer sedang duduk sendirian. Tiba-tiba saja seorang prajurit datang menginformasikan pada Raja Ajmer kalau saat ini benteng mereka telah dikuasai. Namun belom sempat mengatakan lebih lanjut, tentara itu sudah tewas terbunuh. Tampaklah jalal datang menghampiri Raja Ajmer & menginformasikan kalau Benteng Ajmer sudah menjadi dibawah kekuasaanya. Raja Ajmer tercengang mendengarnya. BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 231