11/09/2015

Mahaputra Episode 236


Sementara itu di chittor dimana Pangeran Pratap menanyakan kudanya pada pengawal, namun tidak seorangpun yg berbicara. kemudian hukum singh datang dgn kuda & mengatakan kepada Pangeran Pratap, "disini, aku membawa kuda utkmu, pangeran?. Pangeran Pratap segera menaiki kuda yg sudah disediakan oleh hukum singh, setelah Pangeran Pratap pergi, hukum singh tampak berpikir licik, dimana kuda itu sudah dirancang sedemikian mungkin utk mencelakai Pangeran Pratap.

Kembali keperbatasan dimana Paras & ratan singh masih berlari kebenteng guru ji, mereka sudah hampir sampai. Guru ji mengatakan kepada mereka, " cepatlah datang."

Semua pasukan guru Raghvendra tampak tegang melihat pasukanya dari balik pintu rahasia mereka.

Pangeran Pratap yg sedang berjalan menuju ketempat guruji. Sedangkan dibenteng semakin tegang, seluruh pasukan Guru Raghvendra berteriak pada mereka berdua agar segera cepat datang kebenteng. Sinopsis Mahaputra Episode 228

Sementara itu ditempat Pangeran Pratap, kudanya tiba-tiba saja berhenti karena ia menemukan jalan yg tertutup oleh pohon besar yg tumbang.

Di Chittor, Raja Uday yg masih berada ditempat upacara pemujaan tampak marah pada Ratunya. Raja Uday marah pada Pangeran Pratap yg pergi begitu saja saat pemujaan berlangsung & dalam hati Ratu Jaywanta berdoa agar dewa menyelamatkan anaknya. Sedangkan di Bijolia, Tampak Ajabde melakukan pemujaan pada dewa krisna.

Kembali kehutan, dimana Pangeran Pratap memutuskan utk berjalan melalui jalan lain. Sementara itu diperbatasan, Para tentara Mughal masih mengejar paras & ratan singh. Ratan singh mengingat semua ucapan jalal yg menyuruhnya utk menjadi budaknya. Ratan singh akhirnya berhasil mencapai benteng, & mereka masih meneriaki paras agar lebih cepat, dia masih ketinggalan. tapi tiba-tiba saja paras berhenti didepan benteng, pasukan mughalpun juga ikut berhenti mengejar paras, Guru Raghvendra berteriak memanggil paras. kemudian paras mengatakan dgn lantang, "aku akan memberi pelajaran utk Mughal."

Guru Raghvendra tampak marah & menyuruhnya utk minggir, namun Paras bersikeras utk menghadapi pasukan mughal. Paras melayangkan sebilah pisaunya ketentara mughal, hingga tewas. Setelah kedua kalinya ia melayangkan pisaunya keprajurit mughal, paras beralih mengambil pedangnya. Namun pedang itu sulit utk dikeluarkan. Salah satu pemimpin mughal berteriak memanggil paras & melempar tombak kearah paras. Pasukan Raghvendra tegang melihat paras terluka ditangan musuh mereka. Dgn langkah gontai, Paras segera menuju pintu benteng & guru Raghvendra langsung merangkul tubuh paras yg terluka parah menuju pintu masuk. Saat berada didalam benteng, Paras mengatakan ia telah berjuang utk mewar. Pasukan Guru Raghvendra tampak sedih melihat kepergian Paras. & guruji memuji keberanian paras.

Dihutan, Pangeran Pratap masih berjalan menuju keperbatasan. Sementara itu Kembali keperbatasan dimana pasukan mughal sudah berdiri didepan benteng. Kheta ji bertanya kepada guru ji, "bagaimana kita akan menghadapi pasukan Mughal." Guru ji kemudian mengatakan kepada kheta ji tentang dewa rama. Kita semua akan berjuang bersama-sama dari serangan Mughal." Guruji mengatakan semua pendapatnya, kemudian guruji beralih kemurid-muridnya & memberi mereka perintah. Guru ji mengatakan, "kita akan berjuang dgn strategi."

Pasukan mughal mulai menyerang benteng dgn anak panah, murid-murid Raghvendra tampak tegang melihat anak panah sudah sampai ditanah mereka. Ketika murid-muridnya hendak Menyerang Pasukan mughal, Guru Raghvendra segera menghentikan mereka & mengatakan "Kita akan menyerang dgn melakukan strategi." Diluar benteng pemimpin mughal tampak kaget melihat hasil penyerangan mereka yg tidak ada balasannya dari dalam benteng. Beralih pada Guru ji yg mengatakan pada pasukannya, "kita harus menyerang Mughal dgn setiap anak panah. Guruji memperbaiki posisi Cakrapni yg tengah memegang anak panah, & guruji memberi slogan utk mereka "Hidup mewaaarr..!! Saat itulah panah kedua masuk kebenteng mereka, Guru ji langsung memerintahkan utk melesatkan anak panah mereka kepasukan mughal.

Suasana peperangan semakin memanas kedua kubu saling melemparkan anak panah mereka. Jalal & bhairam khan masih menyaksikan peperangan itu dari atas bukit, terlihat pasukhan Mughal banyak yg tewas. Hingga panah yg berapi dilesatkan para murid-murid guruji kepasukan mughal, mereka tampak kwalahan menerima serangan dari murid-murid guru Raghvendra., dari atas bukit jalal, memuji pasukan guru Raghvendra sambil berkata, "mereka benar-benar berani." Namun kemudian Jalal menjadi frustrasi melihat pasukannya banyak yg tewas. & mengatakan, "berpikirlah sesuatu nasir." Ucap jalal geram melihat kekalahan pasukanya. Nasir membuat rencana dgn beberapa prajuritnya, mereka segera berjalan mendekati depan pintu gerbang hingga mereka berhasil melukai pasukan Guru Raghvendra. Peperangan semakin memanas, dimana nasir memerintahkan prajuritnya utk membuka pintu gerbang, murid-murid guru Raghvendra tampak tegang melihatnya.

Pangeran Pratap yg masih berada diperjalanan, tiba-tiba kuda yg dinaikinya tersandung tali & Pangeran Pratappun terjatuh diparit & Ratu Jaywanta mendapatkan firasat buruk, Raja Uday & kedua ratunya menatap heran kearah Ratu Jaywanta. Sedangkan dibijolia, Ajabde masih berdoa utk keselamatan Pangeran Pratap & Pangeran Pratap tampak kesulitan menyelamatkan dirinya dari parit itu.

Hakimpur & 2 orang prajurit mughal tampak senang melihat Pangeran Pratap terjebak. Pangeran Pratap berusaha meminta pertolongan dgn kudanya yg bernama sarang.

Diperbatasan murid-murid guru Raghvendra tampak berusaha menahan pintu gerbang, sementara itu dari luar benteng, pasukan Mughal mendapat serangan batu besar dari murid-murid guru Raghvendra. Guruji menghampiri kheeta ji. Mereka tampak berunding strategi utk menghadapi pasukan mughal. Chakrapani & benidas segera pergi kegerbang. Utk menahan pintu gerbang dgn batu-batu besar yg mereka miliki.

Ditempat lain Pangeran Pratap masih terjebak dalam parit (berlumpur) ia berusaha memanggil sarang utk meminta bantuan pada kudanya tersebut. Sarang tampak panik melihat Pangeran Pratap hendak tenggelam, ia perlahan-lahan mendekati Pangeran Pratap.

diperbatasan pasukan kheetaji masih berusaha utk menyerang mughal dgn menggunakan batu besar. Pasukan mughal tampak panik mendapat serangan tersebut. guru ji memerintah cakrapani & benidas utk menjauh dari pintu gerbang, mereka menuriti ucapan guru Raghvendra, anaj, chakrapani & benidas hendak kembali ke guru ji tapi anaj yg merupakan murid kesayangan guru Raghvendra masih tertinggal disana utk pemeriksaan terakhir & sayangnya dia terbunuh oleh anak panah. Semua tampak tegang melihatnya, guru Raghvendra berteriak memanggil Anaj yg terluka parah , sedangkan Pangeran Pratap sudah mulai tenggelam dilumpur hisap. Hakim singh tersenyum melihatnya, sarang tampak panik, dimana dilumpur tersebut hanya tangan Pangeran Pratap yg masih terlihat. BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 237