11/15/2015

Mahaputra Episode 242


Dgn sekuat tenaga Pangeran Pratap menahan serangan pasukan Marwar dgn perisai. Sedangkan Jalal tersenyum melihat Pangeran Pratap terjebak dari kejauhan. Tangan Kiri Pangeran Pratap menahan perisai diatas kepalanya, sedangkan tangan kanannya memegang Pedang, Pangeran Pratap melayangkan pedangnya utk membunuh mereka semua dalam satu putaran, semua pasukan Marwar tewas ditangan Pangeran Pratap.

Jalal terkejut melihat kekuatan Pangeran Pratap yg berhasil membunuh tentara itu dgn sekali putaran. Pangeran Pratap menantang Jalal utk berkelahi dgnnya. Jalim Singh datang menyela Pangeran Pratap. "Kau hendak menikah tapi lihat apa yg terjadi sekarang?" Ucap Jalim singh sedih. Pangeran Pratap tampak bingung mendengar ucapan Jalim Singh. Namun Jalim singh tetap menyela Pangeran Pratap, Pangeran Pratap tampak tdak suka mendengarnya & langsung menyerang Jalim Singh. Sedangkan Jalal yg menyaksikannya hendak menyerang Pangeran Pratap dgn pedangnya, Tiba tiba seseorang menghampiri Jalal dari belakang, & menepuk pundaknya. Reflek Jalal hendak menyerang orang itu tetapi ketika ia melihat Bairam Khanlah yg berada dibelakangnya, Jalal tdak jadi menyerangnya. Bairam Khan datang utk membawa Jalal pergi bersamanya keluar dari medan pertempuran. "Aku tdak bisa membiarkanmu mendapatkan lebih banyak terluka di tempat ini, kita benar-benar tdak mengambil bagian dalam pertempuran ini." Ucap Bhairam Khan yg menasehati Jalal. Namun Jalal tetap bersikeras utk tetap berada disini. "Aku harus membawa keluar Pangeran Pratap, aku akan membunuhnya." Ucap Jalal geram. Bairam Khan mencegah Jalal karena sangat berbahaya baginya. "Kamu harus memerintah pada semua tanah-tanah yg sudah kamu kuasai. Kamu harus memenuhi impian ayahmu." Ucap Bhairam Khan yg kembali memperingati Jalal, & Jalal akhirnya setuju utk pergi dgn Bhairam Khan.

Di benteng Chittor, Ratu Bathiyani tampak menyesalkan atas takdirnya. setiap kali terjadi hal yg baik maka pasti akan terjadi masalah yg lainya. "Kami berjuang dgn Marwar & Pangeran Pratap menjadi panglima dalam perang ini. Ada kemungkinan pasti Pangeran Pratap bisa mati tapi aku tdak bisa memastikanya bahkan aku tdak senang tentang itu karena Veer bai. Aku harus memikirkan sesuatu yg besar pesona Rana ji." Ucap Ratu Bathiyani gelisah, namun saat Bathiyani melihat kekaca Dia terkejut melihat Veerbai datang ke kamarnya. Veerbai mengatakan pemikiran nya pada Bathiyani kalau ia sangat gelisah tentang perang ini. Namun Ratu Bathiyani menyalahkan Veerbai atas semua masalah. "Jika kau datang ke sini utk simpati maka kau sudah datang di pintu yg salah. Keluarlah dari kamarku." Ucap Bathiyani mengusir VeerBai dari kamarnya, Veerbai segera keluar dari Kamar Bathiyani.

Dimedan Pertempuran, Pangeran Pratap masih bertempur melawan Jalim Singh. Jalim Singh terus berjuang menghindar dari serangan Pangeran Pratap. Ia yakin perang akan segera berakhir karena ia bisa melihat Ram Singh ji belakang Pangeran Pratap. Jalim Singh mengatakan kepada orang dibelakang Pangeran Pratap utk menyerang Pangeran Pratap. Namun tanpa memperhatikan siapa orang itu, Pangeran Pratap segera menggorok lehernya. Pangeran Pratap sangat syokh saat melihat orang yg diserangnya, Pangeran Pratap meninggalkan pedangnya & dgn panik Pangeran Pratap bergegas menghampiri Ram singhji yg sudah terluka ditanah. Dgn sedih Jalim Singh mengatakan pada Pangeran Pratap kalau Ram Singh ji datang utk menyelamatkan dia tapi Pangeran Pratap malah membunuhnya. Pangeran Pratap menggeleng tdak setuju, Jalim Singh berteriak teriak histeris menyalahkan Pangeran Pratap & ia segera pergi. Selagi Pangeran Pratap memanggil manggil Ram Singh Ji, Jalal tampak tersenyum senang atas perbuatan Pangeran Pratap yg sudah salah menyerang Ram Singji. Sementara itu, Ram Singh ji yg sudah terluka dibagian lehernya. Berusaha mengatakan pada Pangeran Pratap bahwa, "Kami telah diberikan perlindungan oleh Mughal. Kami juga diberitahu oleh Mughal cara utk mencapai ke sini." Ucap Ram Singhji memberitahu semuanya pada Pangeran Pratap. Pangeran Pratap langsung teringat apa yg dikatakan panglima Mughal (Nasir) kepadanya pada saat diperbatasan dulu. "Itu berarti semuanya adalah tipuan Jalal. Dia ingin Mewar & Marwar berperang satu sama lain." Lirih Pangeran Pratap didalam hatinya.

Beberapa Prajurit Marwar datang menjemput Ram Singh Ji. Sedangkan Pangeran Pratap tampak berkaca kaca menahan tangisnya, ia memikirkan apa yg telah terjadi, Pangeran Pratap sangat terpukul karena mereka sudah berhasil diadu domba oleh Mughal. Jalim Singh melaporkan kepada Maldev ji & Raja Uday Singh tentang Pangeran Pratap yg sudah membunuh Ram Singhji. Maldev memerintahkan prajuritnya utk menangkap Pangeran Pratap, kemudan MaldevJi segera turun dari kudanya. Kembali pada Pangeran Pratap dimana ia hanya melindungi diri dari serangan & tdak melawan. Dgn perasaan sedih Pangeran Pratap mengingat bagaimana ia menggorok tenggorokan Ram Singh ji. Tiba tiba saja suasana berubah menjadi gelap & Pangeran Pratap membayangkan dirinya harus berjuang dgn dirinya sendiri. Hingga dirinya datang lebih banyak utk menyerang Pangeran Pratap. Pangeran Pratap membunuh semua diri lainnya & melihat mereka kaget / heran, tubuh Pangeran Pratap kini sudah berlumuran keringat. Pangeran Pratap melihat para prajurit yg berbentuk dirinya sendiri & menyadari kalau ia tdak bisa melawan rakyatnya sendiri. Disaat semuanya tdak bergerak (seakan waktu berhenti), tiba tiba saja Pangeran Pratap mendapat luka sayatan dilengannya, dimana Pangeran Pratap diserang oleh dirinya sendiri, Pangeran Pratap melihat cerminan dirinya memakai baju perguruannya waktu masih belajar di tempat guru Ravendra.

Diri sejatinya mempertanyakan Pangeran Pratap tentang ajarannya. "Gurumu sudah memberitahu kau, Pangeran Pratap. kalau kau akan berjuang dgn orang-orang yg kau sayangi. Tanganmu tdak harus goyang." Seseorang tiba tiba saja menyerang tangan Pangeran Pratap & hayalannya pun berakhir. Pangeran Pratap meringis kesakitan menahan luka yg ada ditangannya & ketika ia melihat orang yg telah menyerangnya Pangeran Pratap tercengang menyadari orang itu adalah Guru Raghvendra. Guruji menyerang Pangeran Pratap berkali kali & Pangeran Pratap terus menghindar sambil melihat situasi disekitar mereka. Saat Guruji hendak menyerangnya kembali, Tiba tiba saja Pangeran Pratap melepaskan pedangnya. Guruji tampak heran dgn keadaan Pangeran Pratap. ucapan Ram Singh ji terus bergema dalam pikiran Pangeran Pratap. Pangeran Pratap mengatakan kepada Guruji kalau semuanya Jalallah yg merencanakan semuanya. "Dia telah menciptakan situasi ini di mana kita berjuang antara diri kita sendiri. Aku tdak bisa melawan dgn tentara orang-orangku sendiri." Ucap Pangeran Pratap berkaca-kaca

Beberapa Prajurit hendak menyerang Pangeran Pratap tapi Raghvendra menghentikan mereka utk tdak menyerang Pangeran Pratap, semua orang langsung menatap kearah Pangeran Pratap & Guruji. "Dia tdak memiliki senjata & kita tdak melawan dalam situasi itu." Tutur Guruji dgn suara lantangnya. Semua orang (baik raja-raja, rawat ji) melihatnya. Maldev bertanya, "Ada apa dgnmu Pangeran Pratap, apa itu adalah semacam leluconmu." Tanya Maldevji dgn lantang, sedangkan tangannya masih menahan serangan Raja Uday.

Rawat ji & Raja Uday Singh berteriak pada Pangeran Pratap utk mengambil pedangnya. "Mereka adalah musuh kita." Teriak Raja Uday pada Pangeran Pratap. Pangeran Pratap tdak setuju dgn ucapan mereka, Pangeran Pratap menatap kearah gurunya. "Aku hanya bisa melihat orang-orangku sendiri di sini. Kita tdak berkelahi dgn musuh tapi diri kita sendiri." Ucap Pangeran Pratap sedih. "Tolong hentikan semuanya. Kita tdak mendapatkan apa-apa melalui ini. Kita harus melawan Mughal, mereka berbahaya. Merekalah yg ingin merebut tanah kita / Rajputana dari kita. Pangeran Pratap berlutut memohon dgn mengatupkan kedua tanganya utk menghentikan pertempuran mereka. "Tolong hentikan, aku mandi darah di antara orang orangku sendiri hari ini. jika kita terus berjuang di antara diri kita sendiri maka orang lain akan terus mengambil keuntungan dari ini. Mughal yg mengambil keuntungan hari ini & besok akan menjadi orang lain. Tolong hentikan." Ucap Pangeran Pratap kembali dgn perasaan sedihnya. "mereka tdak bisa berhenti sekarang, Pangeran Pratap. Kau harus berjuang melawanya. Ini adalah kewajibanmu." Ucap Guruji yg memperingati Pangeran Pratap utk tetap melawan.

Namun Pangeran Pratap berusaha meminta maaf karena ia tdak bisa menyebut ini adalah sebuah kewajiban." Kemudian dgn lantangnya Pangeran Pratap memerintahkan kepada tentaranya utk menjatuhkan senjata mereka & menghentikan perang ini. Seketika orang orang berhenti menyerang & menatap heran kearah Pangeran Pratap. Raja Uday Singh mempertanyakan atas tindakan Pangeran Pratap. "Aku melakukan tugasnya sebagai panglima dgn menunjukkan mereka dgn cara yg benar. Aku tdak bisa menerima ini sebagai kewajiban di mana kita mengurangi pasukan kita sendiri dgn membuat mereka menyakiti orang mereka sendiri. Aku tdak akan memilih senjata apapun dalam perang ini sekarang." Ucap Pangeran Pratap sedih. Semua orang akhirnya berhenti saling menyerang & mereka terkejut mendengar ucapan Pangeran Pratap. Raja Uday Singh juga menginginkan Rajputana utk bersatu. "Aku sudah menentangnya dari awal. Sebuah keputusan yg tepat, tetap benar bahkan setelah nanti.

Kemudian Raja Uday memanggil Maldevji. "Aku juga tdak ingin berperang, di mana kita membunuh orang kita sendiri. Aku juga tdak ingin menjadi bagian dari perang ini." Ucap Raja Uday pada Maldev ji, sambil menunjukan pedangnya didepan Maldevji, seketika perangpun berhenti. Setelah memberi penghormatan pada pedangnya, Raja Uday Singh, Rawat ji & semua tentara Mewar menjatuhkan pedang mereka ketanah. Pangeran Pratap terharu & Guruji tampak tersenyum melihatnya. Namun Maldevji tdak terpengaruh dgn ucapan Prtap, dgn geram dia segera berjalan menuju kearah Pangeran Pratap, dimana MaldevJi masih memegang pedang ditanganya. "Kenapa Pangeran Pratap? Melawanlah atau aku akan menyerangmu." Ucap Maldev pada Pangeran Pratap. Raja Uday Singh segera memanggil Raja Maldev & menyuruhnya utk memahami seperti apa yg Pangeran Pratap katakan. "Dia benar, cobalah utk mengerti, pemikiran Pangeran Pratap." Tegur Raja Uday pada Maldevji. "Kau harus memiliki pemikiran tentang hal ini sebelum kau menipu saya." Ucap Maldev kembali pada Pangeran Pratap, & Pangeran Pratap memberitahu Maldevji utk membunuhnya jika itu dapat menyenangkan hatinya. Pangeran Pratap merentangkan kedua tangannya siap utk dibunuh oleh Raja Maldev.

Semua orang tampak tegang menyaksikannya. Pangeran Pratap kembali mengatakan pada Raja Maldev kalau ia menolak utk mengambil pedangnya lagi. Rawat ji menawarkan utk menolongnya, tapi Raja Uday Singh melarangnya. Sedangkan Maldev kehilangan kesabaran tapi Pangeran Pratap tetap pada keyakinannya. Maldev melayangkan pedangya keleher Pangeran Pratap tapi ia tdak jadi menyerang Pangeran Pratap karena Pangeran Pratap tetap tdak menggunakan senjatanya utk melindungi dirinya sendiri. "Aku seorang Rajput nyata yg tdak bisa melawan seperti ini. Jangan berpikir kalau aku telah dipengaruhi oleh kata-katamu. Ini karena ayahmu yg telah menipu saya. hukuman akan ditanggung oleh seluruh Mewar." Kemudian suara terompet terdengar pertanda perang harus berakhir hari ini. Maldev mengatur pertempuran besok. "Aku akan selalu ingat bahwa Anda (Pangeran Pratap) telah menggorok leher anak aku yg telah mempertaruhkan nyawanya." Ucap Maldevji lantang, sedangkan Pangeran Pratap hanya terdiam berdiri dgn kepala tertunduk sedih. BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 243