11/24/2015

Mahaputra Episode 254


Hansa Bai dan Pratap tertidur di samping Ajabdeh . Ajabdeh terkejut melihat Pratap. Dia mencoba untuk bangun tapi terasa sakit sehingga Pratap membantunya. dia bertanya apakah dia duduk di sini sepanjang malam. Dia mengangguk. Hansa Bai juga bangun. Pratap ingin menelepon Vaid ji. Ajabdeh khawatir mengkhawatirkan mereka. Kalian belum tidur karena aku. kalian berdua harus beristirahat. Pratap memerintahkan nya untuk berbaring saat dia butuh istirahat. Dia akhirnya menurut.

Chakrapani membawa Vaid ji bersamanya. Vaid ji memeriksa Ajabdeh. Dia mengatakan pada mereka bahwa keadaan aAbadjeh telah mulai membaik. Dia akan benar-benar sehat dalam beberapa hari. Hansa ji mencium putrinya, Pratap menyembunyikan emosinya dari mereka semua , Tapi Ajabdeh bisa merasakannya. dia melihatnya mengelap air matanya. Dia hanya tersenyum padanya saat ia berbalik melihanya.

Akbar sedang dalam perjalanan menuju Gujarat. Mereka harus mengambil jalan memutar karena rute langsung tidak dapat diakses karena hujan lebat. Bairam Khan lagi mencoba untuk mengubah pikirannya tetapi sia-sia. Aku harus menyebarkan pesan ini pada semua negara di sini, tidak ada yang bisa melawan ku. jika aku membiarkan pemberontakan ini maka orang tidak akan takut padaku. 

Pratap ingin membuat obatnya sendiri. Dia memerintahkan semua daasi untuk pergi dan beristirahat Jarinya merasa sakit. Ajabdeh melihat semuanya dan mengkhawatinya. Dia menyuruh daasi tersebut untuk kembali. Dia bertanya menanyakan kondisi kesehatannya. Dia menjawab di baik. Obat siap. Dia ingin mengoleskannya dan meminta dia untuk berbalik. Dia memilih mengoleskannya sendiri . aku memiliki begitu banyak daasi di sini. aku akan menghubungi mu dalam jika aku membutuhkanmu di sini. Dia pergi dari sana dengan . Ajabdeh mengoleskan obatnya sendiri. Dia khawatir pada Pratap karena ia tahu bahwa ia terluka.

Pratap yang marah pada Ajabdeh pergi keluar dari kamarnya. Aku tidak pernah bisa mengerti dirinya. Apa yang akan terjadi jika aku mengoleskan obat? Dia ingat kata-kata Hansa Massi. Beberapa luka (yang terlalu dalam) butuh waktu untuk menyembuhkannya. Hansa Massi benar. Dia ingat saat-saat Ajabdeh terluka karena aku. Aku harus mengubah perilakuku pada  Ajabdeh. Dia adalah orang yang baik. ini tidak bagus. Uday Singh datang ke sana. Dia tidak melihat Pratap berada disini. Ketika lipan yang menggigit Ajabdeh dan kamu melihat dengan raut muka pucat saat melihat kondisi Ajabdeh. Meskipun kelabang memiliki sedikit racun, tapi racunnya sudah terlanjur menyebar keseluruh tubuhmu. Pratap berkata bahwa ia belum pernah melihat orang terluka seperti itu sebelumnya. Uday Singh melihat kebohongannya. aku bisa memahami situasi mu dengan sangat baik karena aku juga seperti ini. Bahkan setelah berjuang aku selalu sedih melihat Rani Ma kesakitan. Jujur aku tidak pernah bisa menanggungnya. Aku duduk di samping Rani ma selama tiga hari / malam. Aku tidak meninggalkan sisinya bahkan sedetikpun. Pratap bertanya-tanya. Uday Singh tidak terkejut melihat anaknya khawatir karena ia juga pernah melakukan hal yang sama. Ketika kekasih mu dalam kesulitan. Dia berhenti di tengah jalan. 
Pratap berkaca di cermin saat ia sedang bersiap-siap. Ia berbicara pada sisilain dirinya. Apakah perasaanku begitu terlihat di wajah ku? Sisi lain dirinya setuju. Perasaan mu pada Ajabdeh dapat dilihat dari wajah mu kapan saja. Siapapun bisa memahami nya. bahkan ayahmu dapat melihatnya. Sisi lain dirinya memberitahu agar lebih berhati – hati saat sedang berhadapan dengan Ajabdeh. Jika Anda memperlihatkan . Pratap setuju tapi ingin bertemu Ajabdeh sekali lagi. aku ingin melihat apakah ia baik-baik saja atau tidak. 

Daasi membantu Ajabdeh di duduk. Dia merasa sangat kesakitan. Pratap terlalu sakit untuk melihatnya tetapi ia memutuskan untuk tetap pada rencana nya. Mamrak ji memberitahunya untuk melihat Ajabdeh dari kejauhan. Mereka berdua saling melirik dengan canggung. Pratap akhirnya meninggalkanya tanpa bertemu Ajabdeh yang sangat mengejutkan Mamrak ji.

DB menulis surat kepada Uday Singh mengenai Phool dan Pratap bersatu dalam pernikahan. Saat itu Ajabdeh merasakan sesuatu. Cuaca juga berubah menjadi badai. Angin berhembus DB pergi. Dia membaca surat itu dan saat itu DB datang dan menyambarnya darinya. DB berbicara tentang etika. Pembicaraan VB tentang persatuan tapi DB memperingatkan bahwa dia akan mengeluh pada Rana ji.

Chakrapani dan Saubhagyawati bertemu untuk membahas tentang perasaan Pratap dan Ajabdeh satu sama lain. Ajabdeh segera mengalihkan topik yang lain ketika dia membicarakan Pratap. Saubhayawati menemukan hal aneh antara Pratap dan Ajabdeh . Dia bahkan tidak datang untuk bertemu dengannya. Chakrapani juga tidak bisa mengerti apapun. 

JB marah pada DB karena dia mengirim surat ke Rana ji tentang persatuan anaknya tanpa persetujuannya. Dia pergi untuk berbicara dengannya. BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 255