11/03/2015

Ruhi Tersayang Episode 25


Di tempat pesta, Mihir melihat Mihika sedang berdansa dengan temannya dan Rumi, Mihika ingin mengambil minuman dingin, Rumi segera menghentikannya sambil berkata “Aku akan mengambilkannya untuk kamu” ujar Rumi sambil tersenyum menatapnya dan menghampiri Mihika lalu dengan sengaja menjatuhkan minuman dingin itu pakaian Mihika “Aku akan ke toilet sebentar” ujar Mihika, saat itu Amrita juga ada disana kemudian Amrita memberikan kunci kamar pamannya dan menyuruh Mihika untuk pergi kesana dan mengganti bajunya, Mihika segera menuruti permintaan Amrita, Rumi mengikutinya dibelakang, Mihir yang melihat mereka tiba tiba di hentikan oleh seseorang “Maaf, aku harus pergi !” ujar Mihir sementara itu Rumi masih berada di belakang Mihika dan mengintipnya sedang membersihkan pakaiannya melalui lubang kunci pada pintu, Mihika mulai mencopot jaketnya, Rumi tersenyum menatapnya tepat pada saat itu Mihir menangkapnya dan menamparnya dengan keras “Apa yang kamu lakukan ?” ujar Rumi “Diam ! bentak Mihir, tak lama kemudian Mihika keluar dengan tatapan yang heran “Apa yang terjadi ?” tanya Mihika kaget “Ketika kamu sedang mengganti bajumu, dia mengintip kamu ganti pakaian” ujar Mihir “Bukan seperti itu !” bentak Rumi kemudian dia berbohong pada Mihika “Aku kesini karena dia itu sendirian” ujar Rumi “Rumi itu tidak berbohong, Mihir ! Hentikan ! Dia ini selalu mendukung kita, dia itu mempunyai hati yang bersih yang kamu anggap hina, dan siapa kamu ini yang telah mengganggu kehidupanku ?” Mihika mengejek Mihir dan Raman “Pergilah ! Kamu itu egois !” Rumi tersenyum menang melihat pemandangan didepannya ini 

Sesampainya di rumah, nyonya Bhalla sedang mengobati luka Rumi “Mungkin dia telah melakukan sesuatu, tanyalah padanya !” tanya tuan Bhalla geram “Ada apa ini ? Apa yang sedang terjadi ?” tanya Raman heran “Mihir telah menghajar aku, kak“ Rumi kemudian menceritakan semua yang terjadi padanya, “Mihir memukulku karena Mihika” Raman segera menelfon Mihir dan menelfon rumahnya, 

Sementara itu Mihika menemui Ishita “Bagaimana pestamu, Mihika ?” tanya Ishita “Pestanya menyenangkan, kak ,,, meskipun Mihir juga ada disana” Ishita tertegun, Ishita juga menceritakan kalau Ruhi tadi menelfon dirinya “Dia itu sendirian dengan pelayannya”, “Pantas saja Shagun bersama Ashok Khanna di pesta tadi” ujar Mihika kesal “Ashok itu orang yang murahan, kamu tahu apa yang dia katakan di pesta tadi ?” 

Sementara pada saat itu Raman sedang marah pada Mihir, Mihir datang padanya dan berkata “Raman ,,,,”, “Mihir ! Kenapa kamu ini ? Bagaimana bisa kamu memukul adikku” Mihir kemudian menceritakan semuanya pada Raman tentang apa yang telah dperbuat oleh Rumi “Aku mencintai Mihika sampai hari ini, tidak masalah kalau kami tidak bersama sama, aku peduli dan sayang padanya, aku tidak bisa melihat seseorang melakukan perbuatan murahan seperti yang dilakukan oleh Rumi” Raman nampak geram kemudian pergi berlalu menemui Rumi, adiknya, Rumi mengatakan hal hal yang menentang Mihir, tanpa pikir panjang Raman segera menampar pipi Rumi dengan keras dan meminta ayahnya, tuan Bhalla untuk tidak ikut campur dalam permasalahan mereka berdua “Apakah kamu belajar untuk mengintip seorang gadis yang sedang berganti pakaian, baik Mihika atau orang lain, belajarlah untuk menghargai seorang perempuan, kamu adalah adikku, apakah kamu bisa belajar tentang hal ini dengan baik ?” kembali Raman menampar pipi Rumi dengan keras, Rumi langsung melirik ke arah Mihir dengan perasaaan marah, Mihir segera keluar dari rumah itu, sedangkan tuan Bhalla berkata pada istrinya “Lihat ! Apa yang aku katakan ! Rumi memang telah melakukan sesuatu !” ujar tuan Bhalla lantang 

Keesokan harinya, Raman dan Ishita mengambil koran dan tagihan mereka, Raman segera membayar petugas tersebut, petugas itu melihat foto Raman dan Ishita di koran dan membaca koran itu, Raman sangat marah begitu mendengar ucapan si petugas, Ishita yang tidak tahu apa apa, hanya melihat saja ke arah mereka berdua BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 221